INTERVIEW AU-PAIR 2


Di bawah ini kutipan wawancara dengan Septia, eks Au-pair yang saat ini menjadi mahasiswi di Austria.

Sebelum menjadi Aupair apa pendidikan terakhirmu di Indonesia?


S1 Hubungan Internasional UNPAD, Bandung.


Darimana kamu mendengar program Au-pair?


Dari teman


Bisa diceritakan sedikit motivasi Septia dulu ketika memutuskan menjadi Au-pair?


Ingin mempelajari bahasa baru, ingin pergi ke luar negeri dengan `modal` seminimal mungkin, dan memenuhi impian backpaking keliling Eropa, ingin melanjutkan pendidikan di Eropa.


Boleh tahu dari kapan sampai kapan Septia menjadi Au-pair? Di mana saja?


Mei-September 2008 di Tholey, Saarland, Jerman. Lalu pindah keluarga dari September 2008-Mei 2009 ke Stuttgart, Baden Wütternberg, Jerman. Setelah selesai di Jerman, lalu Mei 2009-September 2010 pindah ke Guntarmsdorf, Nieder Österreich, Austria.


Apakah proses perpindahan ke Austria tanpa hambatan?
 

 
Banyak. Aku aupair pertama di host family aku di Austria. Mereka tidak tahu sama sekali mengenai pengurusan visa. Dan parahnya, mereka juga tidak mau mencari tahu sama sekali. Mereka menyerahkan semuanya kepada aku untuk mengurus semuanya sendiri. Padahal dokumen dibutuhkan dari kedua belah pihak, yaitu dari pihak aupairnya dan dari pihak host familynya. Aku datang ke Austria 1 minggu sebelum visa Jerman aku berakhir, beserta dokumen dari pihak aku yang sudah lengkap, dengan harapan masih ada waktu untuk meng-apply visa. Tetapi ternyata pihak host belum ada persiapan sama sekali soal dokumen. Akhirnya, dokumen-dokumen tersebut baru selesai setelah visa Jerman aku berakhir. Tentu saja aplikasi visa Austria aku ditolak, dan mengharuskan aku kembali ke Indonesia untuk apply visa di Kedutaan Austria di Indonesia.


Apakah kamu waktu itu memperoleh apa yg kamu harapkan ketika menjadi Au-pair?


Di Tholey tidak, di Stuttgart iya, di Guntramsdorf tidak. 


Kapan sebaiknya seseorang mengikuti program Au-pair menurutmu? Apakah ada rekan Au-pair mu jg yang berumur 19-20 tahun selesai SMA?


Menurut aku tidak ada waktu yang bisa dibilang waktu yang paling sesuai. Semuanya tergantung tujuan masing-masing dan kesiapan masing-masing pribadi. Ya, banyak teman saya yang selepas SMA langsung berangkat menjadi aupair. Saya pandang karena mereka memang sudah siap.


Tips2x apa yg kamu bisa berikan untuk para calon Aupair supaya tidak ada kesulitan ketika nanti menjadi Au-pair?


Pelajari bahasa negara tujuan. Tetapi sih menurut saya, kalau bisa sudah menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, dengan demikian tidak akan kesulitan dalam berkomunikasi. 


Apakah proses perpindahan dari Au-pair menjadi mahasiswi sulit? Studi apakah kamu sekarang?


Studi musik di jurusan vokal klasik. Hmmm…kesulitannya yah mempersiapkan dokumen2 untuk pengurusan visanya. 


Bagaimana kamu sekarang membiayai studi dan hidupmu?
 
Saya kerja paruh waktu sebagai babysitter saja, tidak lagi menjadi aupair.



Terima kasih Septia atas kesediaannya membagi pengalaman berhargamu. Semoga kamu berhasil mencapai cita-citamu di Austria!  

Tips: Untuk menyimak lebih lanjut pengalaman sehari-harinya sebagai Au-pair silahkan mengunjungi Septia's Site.