S E L A M A T datang ! Silahkan meng-klick berbagai tulisan tentang studi  dan program Au-pair di Austria.

INTERVIEW AU-PAIR 2


Di bawah ini kutipan wawancara dengan Septia, eks Au-pair yang saat ini menjadi mahasiswi di Austria.

Sebelum menjadi Aupair apa pendidikan terakhirmu di Indonesia?


S1 Hubungan Internasional UNPAD, Bandung.


Darimana kamu mendengar program Au-pair?


Dari teman


Bisa diceritakan sedikit motivasi Septia dulu ketika memutuskan menjadi Au-pair?


Ingin mempelajari bahasa baru, ingin pergi ke luar negeri dengan `modal` seminimal mungkin, dan memenuhi impian backpaking keliling Eropa, ingin melanjutkan pendidikan di Eropa.


Boleh tahu dari kapan sampai kapan Septia menjadi Au-pair? Di mana saja?


Mei-September 2008 di Tholey, Saarland, Jerman. Lalu pindah keluarga dari September 2008-Mei 2009 ke Stuttgart, Baden Wütternberg, Jerman. Setelah selesai di Jerman, lalu Mei 2009-September 2010 pindah ke Guntarmsdorf, Nieder Österreich, Austria.


Apakah proses perpindahan ke Austria tanpa hambatan?
 

 
Banyak. Aku aupair pertama di host family aku di Austria. Mereka tidak tahu sama sekali mengenai pengurusan visa. Dan parahnya, mereka juga tidak mau mencari tahu sama sekali. Mereka menyerahkan semuanya kepada aku untuk mengurus semuanya sendiri. Padahal dokumen dibutuhkan dari kedua belah pihak, yaitu dari pihak aupairnya dan dari pihak host familynya. Aku datang ke Austria 1 minggu sebelum visa Jerman aku berakhir, beserta dokumen dari pihak aku yang sudah lengkap, dengan harapan masih ada waktu untuk meng-apply visa. Tetapi ternyata pihak host belum ada persiapan sama sekali soal dokumen. Akhirnya, dokumen-dokumen tersebut baru selesai setelah visa Jerman aku berakhir. Tentu saja aplikasi visa Austria aku ditolak, dan mengharuskan aku kembali ke Indonesia untuk apply visa di Kedutaan Austria di Indonesia.


Apakah kamu waktu itu memperoleh apa yg kamu harapkan ketika menjadi Au-pair?


Di Tholey tidak, di Stuttgart iya, di Guntramsdorf tidak. 


Kapan sebaiknya seseorang mengikuti program Au-pair menurutmu? Apakah ada rekan Au-pair mu jg yang berumur 19-20 tahun selesai SMA?


Menurut aku tidak ada waktu yang bisa dibilang waktu yang paling sesuai. Semuanya tergantung tujuan masing-masing dan kesiapan masing-masing pribadi. Ya, banyak teman saya yang selepas SMA langsung berangkat menjadi aupair. Saya pandang karena mereka memang sudah siap.


Tips2x apa yg kamu bisa berikan untuk para calon Aupair supaya tidak ada kesulitan ketika nanti menjadi Au-pair?


Pelajari bahasa negara tujuan. Tetapi sih menurut saya, kalau bisa sudah menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, dengan demikian tidak akan kesulitan dalam berkomunikasi. 


Apakah proses perpindahan dari Au-pair menjadi mahasiswi sulit? Studi apakah kamu sekarang?


Studi musik di jurusan vokal klasik. Hmmm…kesulitannya yah mempersiapkan dokumen2 untuk pengurusan visanya. 


Bagaimana kamu sekarang membiayai studi dan hidupmu?
 
Saya kerja paruh waktu sebagai babysitter saja, tidak lagi menjadi aupair.



Terima kasih Septia atas kesediaannya membagi pengalaman berhargamu. Semoga kamu berhasil mencapai cita-citamu di Austria!  

Tips: Untuk menyimak lebih lanjut pengalaman sehari-harinya sebagai Au-pair silahkan mengunjungi Septia's Site.

INTERVIEW AU-PAIR

Berikut kutipan wawancara seorang eks Au-pair asal Jakarta, dan sekarang menjadi mahasiswi di Jerman.

Hallo Esther, mungkin lewat forum ini kamu bisa berbagi pengalaman dengan teman-teman soal program Aupair yang pernah kamu jalani. Bisa disebutkan umurmu? Sekarang kamu kuliah di  mana? Sebelum ke Eropa untuk menjadi Au-pair, apa pendidikan terakhirmu?

Umur saya 24 tahun. Saat ini menjalani kuliah semester 1 di sebuah FH  (University of Applied Science -red) di Rheinland-Pfalz, Jerman, jurusan Internationale Außen und Betriebwirtschaft (International Business Administration -red). Pendidikan terakhir saya S1 Business Management di Indonesia.
 
Berapa lama kamu bekerja sebagai Au-pair? Dari kapan sampai kapan?
 
Saya menjalani program Au-pair sejak 11 November 2008 sampai 31 Oktober 2009.
 
Motivasi apa yg mendorongmu untuk menjadi Au-pair?
 
Awalnya hanya sekedar mau refreshing setelah lulus S1 dan kebetulan saat itu cukup dibuat stress dgn kerjaan sebagai guru Social Studies di salah satu SMP International di Cibubur. Motivasi lainnya, karena tertarik dgn bahasa jerman, dan ingin sekali punya pengalaman abroad.
 
Darimana kamu dulu mendapatkan informasi mengenai program Au-pair?
 
Dari kolega sesama guru. Beliau guru bahasa Jerman dan pernah 1 tahun Au-pair di Jerman. Saya diberitahu link www.aupair-world.net dan dari website ini, saya mencoba search keluarga-keluarga yg membutuhkan jasa Au-pair.
 
Bagaimana proses sampai menemukan Gastfamilie (keluarga tamu) di Jerman? Lewat apa/siapa Kamu menemukan Gastfamilie tersebut?

Semuanya saya mencari sendiri, tanpa menggunakan jasa agent apapun. Semua berjalan cukup cepat. Dapat tawaran kira2 sekitar 15 Family dari Jerman, Spanyol, Belanda, Inggris, dan Portugal. Tapi setelah saling mengirim email, bertukar informasi, dan mengutarakan ekspektasi masing-masing, saya memutuskan untuk menerima keluarga di Jerman.
 
Lalu berapa lama waktu itu kamu menunggu jawaban setelah melamar?
 
Setelah registrasi di website tersebut dan mempunyai profile resmi, 2 hari setelahnya saya mendapat reply sebanyak 5 family.
 
Biaya apa saja yg kamu keluarkan untuk menjadi Aupair?
 
Biaya administrasi visa kurang lebih Rp. 800.000, dan biaya ikut test A1 di Goethe. Berapa yah? Saya lupa. Tapi sepertinya kurang lebih Rp 200.000
 
Bisa kamu gambarkan sedikit tentang Gastfamilie tempat Esther dulu menjadi Au-pair?
 
Gastvater (ayah di keluarga tamu) saya orang yg sangat open minded, humoris, dan sangat bijak. Beliau sangat terbuka utk berdiskusi, fair, dan sangat mensupport saya utk melakukan apa yg mnjadi plan-plan saya kedepan. Begitu juga Gastmutter (ibu di keluarga tamu) saya. Puji Tuhan, selama menjadi Au Pair ngga ada pengalaman buruk apalagi traumatis. Semua berjalan dgn baik sampai akhir masa Au Pair saya.

Tugas Esther apa saja waktu itu?
 
Lebih kepada mengajarkan anak-anak bahasa inggris, membantu mereka mengerjakan PR, ngajak jalan2-jalan, doing sport, shoping, untuk si bungsu antar jemput sekolah dan sometimes babysit base on request. Anak-anak di Gastfamilie  saya ada 4 orang, 2 laki-laki (13 dan 5 tahun) dan 2 perempuan (11 dan 10 tahun)
 
Apakah saat kamu menjadi Au pair kamu cukup memperoleh waktu privasimu? 
 
Sangat! Saya on duties 30 jam per minggu. Hari sabtu-minggu saya free, kecuali ada request dari Gastfamilie (keluarga tamu) beberapa hari sebelumnya.
Karena saya dan anak-anak sangat dekat, terkadang mereka suka belajar di kamar saya dan bahkan sampai tidur malam dikamar saya. Mereka cukup tahan lama belajar selama saya menemani dan berada dekat mereka. Saya tidak merasa terganggu dgn kebiasaan mereka satu ini.
Jikalau saya ingin melakukan hal lain atau tidak ingin diganggu, anak-anak cukup besar utk bisa mengerti. Mereka semua manis2, dan sudah seperti adik-adik saya sendiri.  (sambil tertawa)
  
Kalau boleh tahu berapa kamu mendapatkan uang saku sebagai Au-pair?
 
260€ tiap bulan.

Jika sekarang kamu refleksikan proses yg kamu lewati sehingga bisa menjadi mahasiswi S2 di Jerman, apa kamu merasa program Au-pair sangat disarankan untuk anak-anak muda? 
 
Beranjak dr pengalaman, buat saya Au-pair adalah waktu yg cukup efektif utk belajar bahasa dan mengenal cara hidup orang Jerman. Tidak kalah penting, membangun relasi dan network dengan keluarga dan orang-orang sekitar. Dalam kurun waktu ini bagi temen2 yg berniat studi lanjut juga memiliki kesempatan utk ikut tes2 bahasa sbg prasyarat utk  apply universitas, dan memiliki cukup waktu utk searching dan melamar uni atau FH yg diminati.
 
Apakah kamu kerasan berada di keluarga tersebut? Apakah kamu pernah berganti Gastfamilie? Apakah proses berganti Gastfamilie relatif sulit?
 
Saya sangat menikmati waktu saya sebagai bagian dr keluarga jerman disini, jadi sama sekali tidak pernah berpindah family. Utk masalah berpindah keluarga, saya kurang tahu utk hal ini.
 
Berdasarkan pengalamanmu, apa saja yang harus dan bisa dipersiapkan oleh calon Au pair sebelum berangkat ke negara tujuan? Sebaiknya calon Aupair  melamar lewat jalur mana menurutmu?
 
Hmmm... sudah pasti kemampuan dasar berbahasa jerman sebagai syarat mutlak melamar Visa dan sangat membantu utk berkomunikasi dgn gastfam nantinya.
Akan sangat membantu jika memiliki kemampuan berbahasa Inggris juga, mencegah miscommunication kalau kemampuan berbahasa jerman kita masih terbatas. Persiapan lainnya lebih kepada persiapan mental karena kita akan berada ditengah keluarga yang sangat berbeda budaya dan gaya hidup. Nilai-nilai hidup mereka jg berbeda.
 
Lalu hal-hal apa saja yang harus diperhatikan selama berada di Gastfamilie sehingga  program Aupair dilalui dengan baik?
 
Yang terpenting adalah komunikasi yg baik dgn keluarga tamu. Tidak kalah penting, selalu kerjakan apa yg menjadi kewajiban yang sudah disepakati bersama.
Mencoba utk belajar irama kehidupan mereka secepat mungkin, dan terbuka dengan anak-anak sehingga mereka jg terbuka dan merespon keberadaan kita.
Tak kalah penting utk memposisikan diri sebagai seorang yg bisa memberi contoh yg baik buat anak-anak, sehingga mereka menunjukan sikap respek yg baik.

Oke terima kasih banyak untuk waktumu Esther dan kesedian membagi informasi  dengan yang lain!
Semoga kamu berhasil di Jerman dan sukses meraih cita-citamu! 
                                                     (Interview pada tanggal 19 Oktober 2010)

AU-PAIR

Kata Au- pair (dibaca 'o-per', e seperti pada lafal kata enak) berasal dari bahasa Perancis yang berarti  kegiatan timbal balik (reziprok). Program Au-pair adalah program yg dilakukan baik perempuan  (Au-pair Mädchen) atau pun pria (Au-pair Junge) di berbagai negara seperti  di USA, Australia, Inggris, Perancis, Jerman, Austria dsb. yang bertujuan mempelajari budaya dan bahasa setempat


Dalam blog ini akan dibahas tentang program Au-pair di Austria dan Jerman. Usia yang dapat mengikuti Au-pair adalah antara 18-28 tahun. Seorang Au-pair memiliki kewajiban  bekerja  selama 5 hari dalam sebuah keluarga tamu (Gastfamilie) dan sebagai hak /imbalannya memperoleh akomodasi, keikutsertaan pada sebuah kelas kursus bahasa, dan uang saku, di Jerman sebesar 260 Euro, sedangkan di Austria 360 Euro.

"Waktu Au-pair memenuhi kewajibannya adalah 5 hari, masing-masing 6 Jam/hari, plus kursus bahasa selama 2 jam/hari"


Jenis-jenis pekerjaan yg biasanya dilakukan adalah mengantar anak ke sekolah (usia antara 5-11 tahun), dan juga menemani waktu luang anak. Karena umumnya, ibu dan ayah di keluarga tamu tersebut bekerja.


Program Aupair biasanya juga bisa dijadikan jembatan untuk melanjutkan studi S1 atau S2 di negara tujuan (Au-pair visa  nantinya dapat diubah menjadi student visa di negara tujuan)  atau juga sekedar ingin menimba pengalaman baru di negeri asing dan melatih keterampilan berbahasa asing. Program ini dapat menjadi sebuah alternatif  sebagai ´low budget overseas program'.


Guna melindungi hak dan kewajiban Aupair maka dari awal harus terdapat kontrak jelas agar peserta Au-pair memang diarahkan pada pertukaran budaya dan bukan sebagai pekerja kontrak TKI (Gastarbeiter).


Prosedur mendaftar program Aupair

1. Kemampuan bahasa Jerman tingkat dasar , yaitu level A1 (tingkatan kemampuan dasar bahasa Jerman). Biasanya diperlukan kursus di Goethe Institut Jakarta/Bandung selama 6 bulan (2x dalam seminggu, masing-masing 2,5 jam. Bukti sertifikat hanya diminta waktu melamar visa di kedutaan.

2. Melamar keluarga tamu dengan  mengunjungi  website Au-pair atau Au-pair Austria (keduanya bukan agent & bebas biaya) dan  Au-pair Austria , Au-pair Jerman ( keduanya agent & biaya dibebankan pada keluarga tamu) atau melamar langsung pada keluarga yg membutuhkan. Untuk pilihan yang ini biasanya dengan jalan mengkontak aupair yg akan mengakhiri kontraknya. Perlu diperhatikan kelebihan jika memakai agent, yaitu peserta Au-pair umunya mempunyai hak untuk menukar Gastfamilie jika  calon  Au-pair setelah beberapa waktu merasa tidak cocok.


Biasanya diperlukan waktu minimal 3-4 bulan kesabaran dalam menemukan keluarga tamu. (melamar di web) Setelah ada jawaban dari keluarga tamu, dilanjutkan dengan :


3. Pelamaran visa di kedutaan Austria selama 8 minggu. (Bagian visa  Kedutaan Austria Jakarta : Mbak Dian  021-2593037 + Extension 32)


Tips: Web Site Au-pair lainnya (termasuk negara di Asia seperti Jepang, namun source belum diuji) www.newaupair.com

Beberapa anak Au-Pair di Vienna

Dokumen yg diperlukan pada saat melamar Visa

1. Bukti kemampuan bahasa Jerman level A1 (lihat info level bahasa)


2. Surat undangan dari keluarga tamu (Einladung), dan jaminan akomodasi darinya

3. Akte kelahiran yg sudah dilegalisir (lihat info studi di austria)

4. Tiket pesawat one way (satu-satunya biaya yg ditanggung oleh pelamar), sekitar 550 USD

Online pustaka tentang Au-pair
1. Aupair Information (Deutsch)
2. Aupair Information 2 (Deutsch) 
3. Au-pair in Wikipedia (English)

Tips 1: Umumnya biaya yang dikeluarkan calon Au-pair sebenarnya sangat minim. (hanya tiket pesawat) . Namun belakangan sudah bermunculan agent lokal di Indonesia.  Calon Au-pair diharuskan membayar beberapa juta rupiah untuk disalurkan kepada keluarga tamu. 


Tips 2:  Karena bahasa negara Jerman dan Austria sama, maka terdapat kemungkinan peserta Aupair untuk pindah ke salah satu negara tersebut setelah masa visa Au-pair berakhir (lama visa per negara maks. 18 bulan) atau jika belum mendapatkan universitas.  


Tips 3: Program Au-pair dapat menarik bagi yg baru saja menyelesaikan SMA (18 tahun) atau sarjana S1.  Selama SMA bisa mengambil pelajaran bahasa Jerman di sekolah atau di Goethe Institut. Atau bagi yang akan segera menyelesaikan S1, pararel mengikuti kursus ekstensif bahasa Jerman tingkat A1 di  berbagai tempat kursus  (PUSMAN  di Yogyakarta, Progress  di Jakarta,  atau Yayasan Indonesia Jerman di Jakarta) , namun harus diperhatikan bahwa  untuk melamar visa kedutaan saat ini hanya mengakui ijazah dari Goethe Institut Jakarta/Bandung  (bisa  juga dengan  hanya mengikuti ujian yang disebut EXTERNAL  Prüfung A1 di Goethe Institut)


Tips 4:  Untuk memilih tempat Au-pair usahakan di kota besar/ibukota kecuali  pelamar 'tabah' menghadapi suasana  pegunungan/desa selama 1 tahun (penulis banyak mendengar keluhan atas kesepian dan kebosanan oleh karena kurangnya kontak teman seusia, pergantian suasana dan aneka penawaran budaya. 

New Update! (Stand 2010 November)

Langkah-Langkah Pengajuan Visa Aupair ke Austria by evi 




STUDI SENI

Bagi peminat jurusan Musik,  Film, Seni Rupa (Bildende Kunst) atau pun Design:

1. Test penerimaan langsung di uni bersangkutan. Waktu lamaran berbeda-beda (lihat langsung di website universitas). Umumnya  universitas jenis ini hanya membuka waktu lamaran 1x dalam setahun. Untuk Seni rupa dan design diperkukan Portfolio (Arbeitsprobe).

2. Datang  ke Austria bisa dengan visa kursus bahasa atau dengan surat panggilan jurusan cadangan di universitas non seni.

3. Alternatif untuk sekolah musik : Universitas Privat, di mana chance lebih besar, atau terlebih dahulu terdaftar di Kajian Musik (Musikwissenschaft) selama menunggu.

4. Setelah diterima maka bukti sertifikat bahasa baru diminta (Sertifikat B2), jika belum memiliki diberi kesempatan selama 2 semester untuk memperolehnya.

5. Perlu diperhatikan, bahwa dalam persaingan memperebutkan tempat di sekolah musik dan seni rupa tidak dibedakan apakah calon mahasiswa berasal dari Austria atau luar Austria. Dengan kata lain tidak terdapat quota khusus untuk pelajar asing. Hal ini menyebabkan persaingan yang keras  untuk tempat yang sedikit. Kemampuan bahasa  yang terbatas akan menjadi hambatan.

Kapasitas di Austria untuk jurusan musik hanya terdapat di 3 universitas negeri (Wien,Salzburg, Graz). Untuk jurusan seni rupa dan design hanya ada di Wien dan Linz . Untuk jurusan film hanya terdapat di Wien. (lebih jelasnya download pdf  list jurusan)


Jurusan musik pada universitas swasta terbilang banyak, hanya biaya kuliahnya terbilang mahal (sekitar 300 per bulan, dibandingkan 400 Euro per semester pada universitas negeri)

PERPANJANG VISA

Waktu berangkat ke Austria para calon mahasiwa memperoleh jenis Visa D yang berlaku selama 6 bulan, kemudian setelah tiba di Austria dengan dokumen imatrikulasi universitas dan bukti asuransi ditukar dengan Visa 1 tahun.

Setelah masa berlaku visa habis, maka diperpanjang untuk satu tahun berikutnya. Adapun persyaratan tetap sama seperti sewaktu melamar visa di jakarta, hanya ditambah bukti keberhasilan ujian selama 2 semester kuliah sebanyak 16 ECTS (Eropean Credit Transfer System). Jumlah ECTS tersebut terbilang kecil, sebagai contoh sebuah kuliah per semester terdiri dari :

Pelajaran/Vorlesung A (3 ECTS), berlangsung 2 jam per minggu (hanya datang dan mendengarkan),

Pelajaran/Vorlesung B (3 ECTS) , berlangsung 2 jam per minggu (hanya datang dan mendengarkan),

Latihan/Übung (5 ECTS), berlangsung 2 jam per minggu,

Pro Seminar (mengumpulkan tugas, presentasi, dan ditutup dengan karya tulis kecil), (6 ECTS), berlangsung 2 jam per minggu.

Total: 17 ECTS.

Angka ECTS tidak ditentukan berapa jam kuliah tersebut dilangsungkan, melainkan bobotnya ditentukan oleh waktu yang dihabiskan mahasiswa dalam menjalaninya (termasuk mengerjakan tugas di rumah, presentasi dan karya tulis)

Untuk kelas persiapan universitas (Vorstudienlehrgang) yang diminta adalah bukti kelulusan sertifikat bahasa.

KELAS PERSIAPAN UNIVERSITAS

Bagi calon mahasiswa yang belum memiliki kemapuan bahasa Jerman B2, maka diberi kesempatan mengikuti semacam fondation/kelas persiapan universitas yang disebut Vorstudienlehrgang. Institusi ini langsung di bawah Universitas, dan calon mahasiswa sudah memperoleh kartu mahasiswa (Studentenausweis)  dan surat keterangan immatrikulasi dari Universitas.

Berdasarkan keputusan komisi penerimaan maka akan ditentukan apakah seorang calon mahasiswa/i hanya harus mengikuti pelajaran bahasa Jerman, atau harus mengikuti beberapa mata pelajaran tambahan seperti Matematik, Sejarah dsb. Hal tersebut tergantung pada mata kuliah yang dipilih. Jika pernah kuliah di Indonesia sebelumnya, umumnya hanya harus mengikuti pelajaran bahasa Jerman.

Berbeda dengan sistem di Jerman yaitu Studienkolleg, di mana untuk bisa memperoleh tempat  maka para calon mahasiswa diharuskan mengikuti test. Menurut perkiraaan kasar, 1 dari 5 dari calon mahasiswa yang datang, tidak mendapatkan tempat. Kemudian setelah lulus dari Studienkolleg para mahasiswa juga harus memperebutkan tempat studi yang dibatasi kapasitasnya (pemberian tempat berdasarkan qouta asal negara, nilai, waktu menunggu, dsb).

Di Austria, hingga tahun 2010 hanya 3 jurusan yang dibatasi kapasitasnya oleh karena 'pelarian' mahasiswa dari Jerman yang tidak mendapatkan tempat di negaranya, yaitu Ilmu Komunikasi, Psikologi dan Kedokteran. Seperti Universitas Salzburg untuk jurusan Ilmu Komunikasi pada semester musim dingin 2009/2010 , 70 persen mahasiswa/i-nya berasal dari Jerman.

EUROPA LANGUAGE REFERENCE SYSTEM

Der Gemeinsame Europäische Referenz-Rahmen (GERR) 

A
Elementare Sprachverwendung
(Anfänger- und fortgeschrittenes Anfängerniveau
B
Selbstständige Sprachverwendung
(mittleres allgemeines und berufsbezogenes Niveau)
C
Kompetente Sprachverwendung
(hohes Sprachniveau bis hin zu fast muttersprachlicher Kompetenz)
A1: Breakthrough
A2: Waystage
B1: Threshold
B2: Vantage
C1: Proficiency
C2: Mastery
Each language course is divided into two levels: one for Basic users A2 to B1 and one for Independent Users B1 to B2 according to the definitions of Common European Framework of Reference.  To be admitted to a programme of study, it is generally levels B2 to C1 of the Common European Framework of Reference for Languages which apply, both internationally and in Austria. 

Equivalent to B2 Level (Vantage) 
The examination is for learners from 16 years old who possess a very good knowledge of German and can express their views on any topic spontaneously, with good fluency and in detail. The B2 Mittelstufe Deutsch is recognized by Austrian universities as a proof of sufficient German language ability necessary for enrollment.
The equivalent German exams are: Goethe Zertifikat B2, Zertifikat Deutsch Plus, Zertifikat Deutsch für den Beruf. The equivalent English exam is FCE (First Certificate in English).

Tips: You could take the exam B2 at Goethe Institut in Jakarta/Bandung, or you'll take  B2 ÖSD (Östereichisches Sprachdiplom Deutsch) in Austria for about 45 Euros (only for the test). It is better if you've completed  minimal A2 or B1 Level course at Goethe Institut Indonesia, before you enter Austria, because it will save your Budget, and you can start to learn B1/B2 Level in Austria. 

FORMULIR UNIVERSITAS WINA

Download  formulir lamaran universitas wina

FORMULIR LAMARAN VISA

Download

LIST JURUSAN DAN UNIVERSITAS

INFO STUDI

Sekilas tentang Austria

Bahasa utama: Bahasa Jerman
Populasi penduduk : 8 juta
Brutto Inland Produkt (per kepala) :  peringkat 13 dunia (2009)
Human Developing Index (HDI)* : peringkat ke-25 dunia (2010),  sebagai perbandingan Indonesia menduduki peringkat ke-108 dunia.
Negara Austria yang juga dijuluki Republik (pegunungan) Alpen  dapat menjadi tujuan kuliah menarik dan alternatif bagi mahasiswa-mahasiswi dari Indonesia. Austria merupakan salah satu negara industri maju berbasis Wissengesellschaft (Masyarakat Pengetahuan) dan termasuk salah satu negara termakmur di Eropa.


Bagi calon mahasiswa dari Indonesia yang berminat meneruskan jurusan S1 diperlukan syarat muthlak yaitu kemampuan berbahasa Jerman tingkat B2 (Refrensi tingkatan bahasa Eropa) setara dalam kursus bahasa Inggris Intermedite akhir, sedangkan untuk jurusan S2 tidak selalu diharuskan, karena banyak ditawarkan program Master dalam bahasa Inggris.  Bagi yang berminat untuk jurusan S1  disarankan selesai dari SMU (atau selama di SMU) mengikuti kursus bahasa Jerman misalnya di Goethe Institut Jakarta, atau dapat mengikuti  sekolah bahasa di Austria. Umumnya calon mahasiswa menyiapkan waktu 1-1,5 tahun untuk persiapan bahasa dari awal.


Biaya hidup di Austria terbilang tidak murah mengingat biaya hidup rata-rata perbulan sebesar 500 Euro, di luar dari biaya kuliah yang bervariasi mulai dari 16 Euro sampai 375 Euro per semester.  Namun jika dibandingkan dengan studi di Inggris, Australia atau pun Amerika Serikat masih terbilang menarik. Terhadap biaya hidup di Jerman masih relatif lebih mahal, namun bisa menjadi alternatif mengingat banjirnya peminat studi dan daya tampung terbatas di Jerman.


Bisa kuliah apa saja di Austria?


Para calon mahasiswa terbuka terhadap pilihan studi mulai dari ekonomi, ilmu sosial-budaya, teknik, design hingga seni. Persyaratan yang dibutuhkan untuk jurusan ekonomi, teknik dan ilmu sosial- budaya adalah Studienplatznachweis atau bukti penerimaan dengan jurusan yang sama dari universitas di Indonesia (swasta atau negeri).  Untuk jurusan design dan seni (baik seni rupa dan musik) adalah test masuk di universitas bersangkutan.


Gedung Utama Universitas Wina
Umumnya bukti penerimaan universitas di Indonesia tidak harus dari universitas terkemuka namun terdaftar di list ini, dan antara jurusan yang diminati dengan jurusan yang diterima di Indonesia harus memiliki korelasi, walaupun namanya tidak harus sama persis. Sayangnya bukti penerimaan ini adalah salah satu bentuk proteksi Austria terhadap mahasiswa asing, dan hal ini juga yang menyebabkan kuliah di Austria kurang dapat memancing minat mahasiswa dari luar Eropa. Untuk mahasiswa asal negara anggota Uni Eropa (EU) sejak tahun 2008 tidak lagi diperlukan Studienplatznachweis dari negara asalnya.


Tips: kamu bisa melamar di Universitas Wina oleh karena biaya kuliahnya yang rendah untuk orang Indonesia (sekitar 16 Euro) dan memiliki banyak jurusan menarik. Lihat  jurusan studi di Universitas Wina




Berapa Living Cost per bulan?


    1. Apartemen/Kamar 250 Euro
    2. Makan 200 Euro
    3. Transportasi sekitar 30 Euro * di tas umur 26 tahun menjadi 50 Euro*
    4. Asuransi 25 Euro




Apa saja langkah yang diperlukan? (Untuk Jurusan S1)


1. Bukti Penerimaan untuk jurusan yang sama di Universitas di Indonesia (PTN/PTS) dalam bahasa Inggris atau diterjemahkan, dan dilegalisir Sekumham, Deplu, dan Kedutaan Austria di Jakarta.   Kamu tidak perlu imatrikulasi.  Umumnya surat tersebut dikeluarkan oleh sekretariat universitas. 
*Dalam surat keterangan penerimaan harap dicantumkan semester/tahun penerimaan satu  semester sebelum semester yang direncanakan di Austria atau tidak mencantumkan sama sekali namun tanggal penerimaan  di   surat tidak lebih lama dari 1 tahun dari semester yang direncanakan di Austria.

2. Sertifikat Bahasa Jerman tingkat B2 dari Goethe Institut, atau TestDaF

3. Legalisir dan Terjemahan ijazah SMA (Sekumham, Deplu)


Untuk jurusan S2, point nomor tiga diganti dengan ijazah S1. Persyaratan bahasa umumnya diminta TOEFL 550. Untuk persyaratan spesifik bisa dilihat dari website universitas yang bersangkutan.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa langkah-langkah legalisir harus dua kali :


1. Dokumen asli dilegalisir oleh  Departemen HAM atau SEKUMHAM (2 hari) lalu  Departemen Luar Negri  (3 hari), lalu diterjemahkan oleh penterjemah resmi yang terdapat di alamat ini.
Tips: Penterjemah Robani  karena murahnya dan penterjemah Nicholas Triwardana untuk ketelitiannya.

2. Setelah selesai diterjemahkan maka prosedur pertama dilakukan lagi: kembali ke SEKUMHAM Deplu lalu legalisir akhir di kedutaan besar Austria di Jakarta.


Setelah semua dokumen siap, download dan isi formulir lamaran dari website universitas yang diminati untuk mendapatkan surat undangan atau Zullasung.  Lama pemprosesan biasanya 6-8 Minggu, plus 10 hari post ke Indonesia.  Perhatikan masa berlaku lamaran untuk semester musim dingin biasanya September - November, untuk musim panas Februari - April. Dengan surat undangan tersebut, maka prosedur lamaran visa bisa dilakukan.


Tips: Untuk kuliah design, seni dan musik bisa terlebih dahulu datang ke Austria dengan visa  sekolah bahasa privat,  lalu mengikuti ujian penerimaan.


Persyaratan Bahasa ?


Ada beberapa opsi untuk memenuhi persyaratan yang diminta untuk jurusan S1.  Para calon mahasiswa terlebih dahulu mengambil kursus bahasa di Goethe Institut Jakarta hingga mencapai sertifikasi  level B2, atau langsung melamar kursus bahasa di Austria. Para calon mahasiswa tetap bisa melamar universitas tanpa kemampuan bahasa Jerman, dan pihak Universitas akan memberikan undangan untuk mengikuti kelas semacam  fondation selama maksimum 2 tahun hingga memperoleh sertifikat B2. Umumnya biaya fondation ini lebih mahal (sekitar 400 Euro/semester) daripada biaya semester reguler.


Level dalam bahasa Jerman adalah sebagai berikut : A1, A2 (Dasar), B1,B2 (Menengah), C1, C2 (Lanjutan)


Apa saja yang diperlukan pada saat melamar visa?


1.  Formulir lamaran (diambil di kedutaan atau download)

2.  Surat Undangan (Zullasung)

3.  Akte Kelahiran yang sudah diterjemahkan dan dilegalisir (proses sama seperti di atas)

4.  Surat Kelakuan Baik dari Polres (cukup diterjemahkan tanpa legalisir)

5.  Bukti keuangan di Bank sebesar 5000 Euro utk di bawah 24 tahun, dan 8500 Euro untuk di atas 24 tahun.
Tips:  minimal tiga bulan sebelum melamar visa bisa membuka rekening Euro di Bank international seperti Commonwealth Bank, atau DBS.

6. Bukti akomodasi di Austria (berbentuk reservasi minima untuk l 1 bulan, dan bisa dilakukan lewat www.öead.at atau www.öjab.at, dengan mentransfer uang deposit senilai kira-kira 600 Euro)


Apakah ada semacam ‘agent’  yang bisa membantu pengurusan lamaran?


Ada banyak. Namun penulis, sebut saja 'Agent U' sebagai mahasiswa yang memiliki pengalaman studi di Eropa, berbahasa Jerman dan  sedang berdomisili di kota Wina juga siap membantu pengurusan. 'Harga mahasiswa', fair ,transparan dan maksimum pembiayaan sekitar 50 persen lebih banyak daripada mengurus sendiri. Biarkan 'Agent U'  yang mengambil waktu dan stress  akibat birokrasi yang diperlukan. di atas  jika mengurus sendiri. Namun jika ada pertanyaan   'Agent U' juga selalu siap memberikan informasi cuma-cuma . Ada pun kapasitas profesional yang ditawarkan adalah sebagai berikut :


1. Pengurusan birokrasi legalisir di Jakarta
2. Pengurusan tempat tinggal
3. Pengurusan lamaran di universitas di Austria
4. Kursus bahasa lanjutan di Austria
5. Pengurusan visa di Jakarta dan di Austria
6. Tutor selama di Austria.


contact: amerdhi@yahoo.com

Apakah mahasiswa/i bisa bekerja selama studi?


SANGAT TERBATAS! Secara resmi mahasiswa/i hanya boleh bekerja dengan penghasilan di bawah 375 Euro/bulan.  Sisanya tanpa kartu pajak untuk jasa privat seperti babysitting atau mengajar les  tidak ada pembatasan gaji! Namun selesai dari studi (umumnya dengan Master Degree), para lulusan memiliki kesempatan mengaplikasikan ilmu yang dipelajarinya di Austria sebagai tenaga kerja ahli.


Tips : Untuk calon mahasiswi banyak terbuka lowongan menjadi pengasuh anak (8 Euro/jam) untuk membiaya hidup, namun untuk pria  tanpa kemampuan bahasa direkomendasikan memiliki keuangan yang cukup selama program Bachelor 6-7 Semester (plus biaya sekolah bahasa selama  min. 1 tahun  jika belum memiliki B2 dari Indonesia).




*Angka HDI berdasarkan: usia hidup/kesehatan (diukur dari expetasi usia hidup), pendidikan (diukur dari jumlah orang dewasa yg berpendidikan) dan standard hidup (diukur dari pendapatan dan daya beli).